My Profil

SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Blog Economy Dan IT - Saya senang Anda berada di sini, dan Saya berharap Anda sering datang kembali. Silakan Berlama - Lama di sini dan membaca lebih lanjut tentang artikel dunia Economy, Lifestayle, Perpolitikan, Entertaiment, Dan Tutorial Bloging Maupun Kehidupan Seputar Blogers yang telah Saya sediakan.

Sekilas Tentang Saya

Nama saya M. Wahyu Arya Putra, Saya berasal Dari Sumatra Utara, Saya hanyalah Seorang Mahasiswa dan Blogger biasa, Yang terus belajar dan berusaha untuk menjadi luar biasa...

  • Lebih Lanjut Tentang Saya
  • TRANSLATOR

    English French German Spain Italian DutchRussian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

    Senin, 04 Juni 2012

    Etika dalam Manajemen Sumber Daya Manusia

    Etika yaitu merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggung jawaban dan pilihan.  Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di tempat kerja, penyalah-gunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya. 
    Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial maupun non-finansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini manajemen sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk menjamin bahwa organisasi bertindak secara fair dan etis karyawan , klien, serta stakeholder lainnya. Manajemen sumber daya manusia memainkan peran penting dalam  membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di cegah. Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari tindakan yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi penggerak dalam  organisasi dalam menanggani isu-isu etika, serta bertanggung jawab dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya peningkatan moral karyawan.

    Pengertian Etika
    Menurut Magnis Suseno , Etika adalah Sebuah ilmu dan bukan ajaran. Sebagai ilmu yang terutama menitik-beratkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam hal ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapai seseorang. Sehingga, etika membutuhkan evaluasi kritis atas semua seluruh situasi yang terkait.
    Pengertian Sumber Daya Manusia
    Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya, untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
                Menurut A.F. Stoner, Manajemen SDM merupakan suatu prosedur yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
    Fungsi Operasional dalam Manajemen SDM
                Fungsi operasional dalam Manajemen SDM merupakan dasar pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
                Fungsi operasional tersebut terbagi  lima, yaitu:
    1. Fungsi Pengadaan
    2. Fungsi Pengembangan
    3. Fungsi Kompensasi
    4. Fungsi Pengintegrasian
    Pengertian Etika Manajemen Sumber Daya Manusia
                Etika manajemen sumber daya manusia  dapat diartikan sebagai  ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hubungan dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.
    Sebab Perilaku Tidak Etis
                Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:
    1. Karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah.
    2. Adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial .
    3. Adanya ethical dilema.
    Perencanaan Strategi Konsep Etika
                Langkah-langkahnya sebagai perencanaan strategi konsep etika, yaitu:
    Ø  Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.
    Ø  Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam mendorongnya konsep etika perusahaan.
    Ø  Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensi yang diperlukan.
    Ø  Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.
    Ø  Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan, mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang dijalankan.
                Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan hanya untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti.
                Konsep penanaman nilai-nilai etika lebih  menekankan pada aktivitas-aktivitas yang membantu karyawan dalam pembuatan keputusan, menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi etika, serta mendukung konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika tersebut.

    Cara Manajemen dalam Menyelesaikan Permasalahan-Permasalahan yang Terjadi
                Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam suatu perusahaan dengan cara menciptakan hubungan kerja yang sukses diantaranya:
    ¢  Membentuk komite karyawan dan manajemen.
    ¢  Membuat buku pegangan karyawan.
    ¢  Sistem pengupahan yang profesional.
    ¢  Menciptakan suasana kerja yang kondusif
    ¢  Menampung keluhan, saran, kritik karyawan.

    Integrasi Konsep Etika Dengan Fungsi Manajemen Sumber Daya manusia
                Implementasi konsep etika ke dalam fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu:
    1. Seleksi
    2. Orientasi Karyawan
    3. Training
    4. Penilaian Kinerja
    5. Reward dan Hukuman
    read more

    Sabtu, 19 Mei 2012

    Versi Terbaru "Cara Merubah smadav 9.0.1 Free Menjadi Semadav 9.0.1 Pro"


    Cara Merubah Smadav 9.0.1 Free Jadi Smadav 9.0.1 Pro - Kemarin smadav yang saya miliki terkena backlist secara langsung ketika update terbaru dari smadav hadir sehingga halasil menjadi semadav free kembali.

    Kini smadav telah menginjak versi ke 9.0.1 yang telah menambah beberapa fitur baru dan database virus yang dapat mengatasi sekitar 6718 virus, bagi anda yang smadavnya telah terbacklist anda bisa mendownload tutorial cara menghilangkan backlist smadav dibawah ini.
    Masukan key berikut untuk menjadikan smadav anda versi Pro:
    Name : gieterror.smadav90
    Key  : 995799658728
                Atau
    Name : gieterror666
    Key  : 081200920044
    Download:
    read more

    Minggu, 29 April 2012

    Cara Membuat Widget SMS Gratis

    Cara membuatnya : Widget Sms Gratis

    1. Login blogger

    2. Rancangan, elemen laman, tambah gadget, html/java script

    3. Copas kode di bawah ini :
     <iframe name="I2" src="http://sms-online.web.id/widget"style="border: 2px solid rgb(255, 255, 255);" frameborder="0" height="238" scrolling="no" width="97%"> not support</iframe><br /><small><center><a href='http://economoy.blogspot.com' rel='nofollow'>Make Widget</a></center></small><br />
    yang berwarna Biru silahkan ganti sesuai keinginan 97 (lebar) 238 (tinggi)
    Simpan..............

    Selamat mencoba
    read more

    Perkembangan Perbankan Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Deregulasi


    Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak terlepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum dan sosial.
    Perkembangan faktor- faktor internal dan eksternal perbankan tersebut menyebabkan kondisi perbankan di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan dalam empat periode. Masing – masing periode memiliki ciri – ciri khusus yang tidak dapat di samakan dengan periode lainnya.
    Serangkaian paket – paket deregulasi di sector riil dan moneter yang di mulai sejak tahun 1980- an serta terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak akhir tahun 1990-an adalah dua peristiwa utama yang telah menyebabkan munculnya empat periode kondisi perbankan di Indonesia sampai dengan tahun 2000.
    Keempat  periode ini adalah
    o   Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket- paket deregulasi di sector rill dan moneter yang di mulai sejak tahun 1980-an.
    o   Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir tahun 1990-an.
    o   Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir tahun 1990-an, dan
    o   Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.

    A.          Kondisi Sebelum Deregulasi
    Perbankan pada masa ini sangat di pengaruhi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik dari penguasa , yang dalam hal ini adalah pemerintah. Pada masa colonial kegiatan perbankan di wilayah Hindia- Belanda ini terutama di arahkan untuk melayani kegiatan usaha dari perusahaan – perusahaan besar milik kolonial di wilayah jajahannya serta membantu administrasi anggaran milik pemerintah. Dengan demikian fungsi utama perbankan pada masa penjajahan adalah :
    ·         Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja perusahaan – perusahaan besar milik kolonial
    ·         Memberikan jasa- jasa keuangan kepada perusahaan – perusahaan besar milik kolonial, seperti giro, garansi bank, pemindahan dana dan lain- lain
    ·         Membantu pemindahan dana jasa modal dari wilayah kolonial  ke Negara penjajah
    ·         Sebagai tempat sementara dari dana hasil pemungutan pajak, baik pajak dari perusahaan – perusahaan maupun dari masyarakat pribumi, untuk kemudian dikirim ke negara penjajah.
    ·         Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah kaolonial.
        Fungsi utama perbnkan pada masa setelah kemerdekaan sampai dengan sebelum adanya deregulasi tidak banyak mengalami perubahan. Orientasi kegiatan perbankan masih banyak dipengaruhi oleh pola yang diterapkan pada masa penjajahan. Dengan demikian fungsi utamanya adalah:
    ·         Memobilisasikan dana dari investor untuk membiayai kebutuhan dana investasi dan modal kerja perusahaan – perusahaan besar milik pemerintah dan swasta.
    ·         Memberikan jasa- jasa keuangan kepada perusahaan- perusahaan besar
    ·         Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan pemerintah
    ·         Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek pada sektor- sektor yang ingin di kembangkan oleh pemerintah
    Bank – bank yang ada tidak secara tegas di arahkan untuk memobilisasikan dana seluas- luasnya dari seluruh anggota masyarakat, dan juga tidak diarahkan untuk mengembangkan perekonomian rakyat seluas- luasnya. Kebijakan yang terkait dengan sektor perbankan hanya ditekanakan pada kegitan usaha- usaha besar dan program- program pemerintah. Selain karena pola kebijakan otoritas moneter pada waktu itu yang belum mementingkan mobilisasi dari dana masyarakat luas, keadaan diatas juga disebabkan oleh belum adanya perangkat peraturan dan perundang- undangan yang secara khusus mengatur dunia perbankan. Secara lebih rinci keadaan perbankan saat itu adalah sebagai berikut:
    a.       Tidak adanya peraturan perundang- undangan yang mengatur secara jelas tentang perbankan di Indonesia
    b.      Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank- bank tertentu
    c.       Bank banyak menanggung program-program pemerintah
    d.      Instrumen pasar uang yang terbatas
    e.       Jumlah Bank Swasta yang relatif sedikit
    f.       Sulitnya Pendirian bank baru
    g.      Persaingan antar bank yang tidak ketat
    h.      Posisi tawar- menawar bank yang relative lebih kuat daripada nasabah
    i.        Prosedur berhubungan dengan bank rumit
    j.        Bank bukan merupakan alternative utama bagi masyarakat luas untuk menyimpan dan memimjam dana
    k.      Mobilisasi dana lewat perbankan yang sangat rendah

    B.     Kondisi Sesudah Deregulasi
    Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi ekonomi makro secara umum yang tidak bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat memobilisasi dana dengan baik. Fenomena yang terjadi pada masa sebelum deregulasi tersebut seolah- olah menjadi suatu lingkaran yang tidak ada ujung pangkalnya serta saling mempengaruhi.
    Untuk mengatasi situasi ynag serba tidak mengunungkan ini cara yang ditempuh pemerintah pada waktu itu adalah dengan melakukan serangkaian kebijakan berupa deregulasi di sektor rill dan moneter. Pada tahap awal deregulasi lebih cepat dampaknya pada sektor moneter melalui serangkaian perubahan di dunia perbankan. Meskipun istilah yang digunakan adalah “deegulasi” tidak berarti bahwa perubahan yang dilakukan sepenuhnya berupa pengurangan pembatasan atau pengaturan di dunia perbankan. Perubahan yang terjadi juga termasuk peningkatan pengaturan pada bidang- bidang tertentu, sehingga deregulasi ini lebih tepat diartikan sebagai perubahan- perubahan  yang dimotori oleh otoritas moneter untuk meningkatkan kinerja dunia perbankan, dan pada akhinya juga diharapkan akan meningkatkan kinerja sektor rill.
    Kebijakan deregulasi yang telah dilakukan dan terkait dengan dunia perbankan, antara lain adalah:
    a.       Paket 1 Juni1983 yang berisi tentang
    1.      Penghapusan pagu kredit dan pembatasan aktiva lain sebagai instrumen pengendali Jumlah Uang Beredar (JUB).
    2.      Pengurangan KLBI kecuali untuk sektor- sektor tertentu.
    3.      Pemberian kebebasan bank untuk menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman kecuali untuk sektor- sektor tertentu.
    b.      Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI
    c.       Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan SBPU dan fasilitas diskonto oleh BI.
    d.      Paket 27 Oktober 1988 yang berisi tentang:
    1.      Pengerahan dana masyarakat, yang meliputi
    ·         Kemudahan pembukaan kantor bank
    -    Bank pemerintah, bank pembangunan daerah, bank swasta nasional dan bank koperasi dapat membuka cabang di seluruh wilayah Indonesia.
    -    Pembukaan kantor cabang pembantu cukup dilakukan denganmemberi tahu Bank Indonesia
    ·   Kejelasan pendirian bank swasta
    -    Modal di setor bank umum minimal 10 miliar
    -    Modal di setor BPR minimal Rp 50 juta
    -    BPR dapat ditingkatkan menjadi bank umum
    -    BPR dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.
    -    Pembukaan kemungkinan untuk mendirikan bank campuran antara bank nasional dengan bank asing
    ·         Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank bisa menerbitkan sertifikat deposito tanpa memerlukan izin
    ·         Semua bank dapat memberikan layanan Tabanas dan tabungan lainnya.
    2.      Efisiensi Lembaga Keuangan yang meliputi
    ·         BUMN dan BUMD bukan bank dapat menempatkan sampai dengan 50 % dananya pada bank nasional manapun.
    ·         Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) bagi bank dan lembaga keuangan bukan bank
    3.      Pengendalian Kebijakan moneter yang meliputi
    ·         Likuiditas wajib minimum perbankan dan lembaga keuangan bukan bank diturunkan dari 15 % menjadi 2 % dari jumlh dana pihak ketiga
    ·         SBI dan SBPU yng semula hanya berjangka waktu 7 hari, sekarang di tambah dengan berjangka waktu sampai dengan 6 bulan
    ·         Batas maksimum pinjaman antarbank ditiadakan
    4.      Pengembangan pasar modal, yang meliputi
    ·         Bunga deposito berjangka dan sertifikat deposito dikenakan  pajak penghasilan sebesar 15 % agar dunia perbankan mendapat perlakuan yang sama dengan pasar modal
    ·         Penangguhan pengenaan pajak penghasilan terhadap bunga tabungan
    ·         Perluasan modal bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilakukan dengan prnjualan saham baru melalui pasar modal di samping peningktan penyertaan oleh pemegang saham.
    e.       Paket 20 Desember 1988 yang berisi tentang :
    1.      Aturan peyelenggaraan bursa efek oleh swasta
    2.      Alternatif sumber pembiyaan berupa sewa guna usaha, anjak piutang, modal ventura,perdagangan surat berharga, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen
    3.      Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat melakukan kegiatan perdagangan surat berharga, anjak piutang , kartu kredit, dan pembiayaan konsumen.
    4.      Kesempatan pendirian perusahaan asuransi kerugian, asuransi jiwa, reasuransi, broker asuransi, adjuster asuransi, dan aktuaria.
    f.       Paket 25 Maret 1989 yang berisi tentang :
    1.      Penyempurnaan paket sebelumnya
    2.      Bank  dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat memiliki net open position maksimum sebesar 25 % dari modal sendiri.
    g.      Paket 29 Januari 1990 yang berisi tentang penyempurnaan program perkreditan kepada usaha kecil agar dilakukan secara luas oleh semua bank.
    h.      Paket 28 Februari 1991 yang berisi tentang penyempurnaan paket sebelumnya menuju penyelenggaraan lembaga keuangan dengan prinsip kehati- hatian, sehingga dapat tetap mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan
    i.        UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
    j.        Paket 29 Mei 1993 yang berisi tentang penyempurnaan aturan kesehatan bank meliputi:
    1.      Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio)
    2.      Batas maksimum pemberian kredit (BMPK)
    3.      Kredit Usaha Kecil (KUK)
    4.      Pembentukan cadangan piutang
    5.      Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio)
                   Serangkaian kebijakan di atas telah mengakibaykan banyak perubahan dalam perbankan di Indonesia. Ciri-ciri kondisi perbankan pada masa sebelum deregulasi sudah tidak dapat ditemui lagi pada masa setelah deregulasi, sehingga pada masa setelah deregulasi ini perbankan di Indonesia mempunyai ciri- ciri sebagian berikut:
    a.             Peraturan yang memberikan kepastian hukum
    b.            Jumlah bank swasta bertambah banyak
    c.             Tingkat persaingan bank semakin kuat
    d.            Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar Uang
    e.             Kepercayaan masyarakat terhadap bank yang meningkat
    f.             Monilisasi dana melalui sektor perbankan yang semakin besar

    1. Kondisi Saat Krisis Ekonomi Mulai Akhir Tahun 1990-an
    Deregulasi dan penerapan kebijakan- kebijakan lain yang terkait dengan sektor moneter dan rill telah menyebabkan sektor perbankan lebih mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerja ekonomi makro di Indonesia. Mobilisasi dana melalui perbankan menjadi lebih besar dan perbankan menjadi lebih besar peran sertanya dalam menunjang kegiatan di sektor  rill melalui peningkatan produksi barang dan jasa.
    Deregulasi di atas ternyata kurang diimbangi dengan manajemen resiko perbankan yang baik. Perkembangan perbankan yang cukup lama untuk dapat mengangkat Indomesia menjadi Negara dengan tingkat kesejahteraan yang sama dengan negara- negara lain di Asia Tenggara.
    Perkembangan ini dalam waktu yang sangat singkat menjadi terhenti dan bahkan mengalami kemunduran total akibat adanya krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 1990-an. Krisis ekonomi yang pada awalnya hanya dipandang sebagai krisis moneter ini banyak menyebabkan perubahan dalam kondisi perbankan di Indonesia, sehingga kondisinya saat masa itu adalah sebagai berikut:
    a.       Tingkat kepercayaan masyarakat Dalam dan Luar Negri terhadap perbankan di Indonesia menurun drastic
    b.      Sebagian besar bank dalam keadaan tidak sehat
    c.       Adanya Spread negative
    d.      Munculnya penggunaan peraturan perundangan yang baru
    e.       Jumlah bank menurun


    1. Kondisi Terakhir
    Tiga hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di Indonesia. Ketiga hal tersebut adalah:
    a.    Selesainya peyusunan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Munculnya API ini dipicu oleh adanya krisis perbankan dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mulai tahun 1997. Salah satu landasan penting penyusunan API ini adalah usaha Bank Indonesia untuk menerapkan 25 Barel Core Princioles.
    b.   Serangkaian rencana dan komitmen pemerintah, DPR, dan Bank Indonesia untuk membentuk atau menyusun:
    -          Lembaga penjamin simpanan
    -          Lembaga Pengawas perbankan yang independent
    -          Otoritas Jasa keuangan
    c.   Kinerja perbankan yang lebih menunjukkan kondisi masa peralihan atau awal masa pemulihan dari krisis ekonomi ke arah kondisi perbankan yang lebih sesuai dengan praktik- praktik perbankan yang lebih baik. Praktik perbankan yang lebih baik ini antara lain mengrah kepada:
    1.   Manajemen Pengelolaan resiko yang baik.
    2.   Struktur perbankan nasional yang lebih baik.
    3.   Penerapan prinsip kehati- hatian (prudential banking) yang konsisten
    4.   Penyaluran dana masyarakat kea rah yang lebih mencerminkan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary) dengan tetap berlandaskan prinsip kehati- hatian.


    DAFTAR PUSTAKA
    Bank dan Lembaga Keuangan Lain,Totok Budisantoso-Sigit Triandaru,Salemba Empat, Yogyakarta.

    read more

    Perbedaan Sifat Pemimpin Menurut Ordway Tead Dan George R. Tery Beserta Contohnya

    Perbedaan sifat – sifat kepemipinan menurut Ordway Tead dan George R. Terry adalah :
    ·         Menurut Ordway Tead  sifat – sifat kepemimpinan yang  dikemukakan lebih berorientasi kepada kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
    ·         Menurut George R. Terry sifat – sifat kepemimpinan yang dikemukakan lebih berorientasi  kegiatan yang mempengaruhi orang-orang agar mereka berusaha mencapai tujuan kelompok.

    • Contoh Sifat – sifat yang di kemukakan dalam Teori Kepemimpinan Oleh Ordway Tead yaitu :
    a.      Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energy)
    Yaitu Pemimpin memiliki tenaga jasmani dan rohani yang luar biasa yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan baik jasmani maupun mental yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan pernah habis untuk mengatasi semua permasalahan – permasalahan yang ada.
    Misalnya pada saat ini perusahaan sedang mengalami permasalahan dalam hal produksi. Dimana barang yang di pesan untuk di produksi bekisar 10.000 unit namun karena mesin yang di pergunakan untuk memproduksi tiba- tiba rusak karena terlalu di paksa maka barang hanya dapat diproduksi bekisar 7800 unit disini pemimpin (yang mengepalai bagian Produksi dalam hal ini disebut sebagai pemimpin) yang memiliki sifat yang terkandung dalam Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energy) akan tenang sehingga para karyawan tidak panik dan semagat kerja karyawan tidak menurun. Dan Pemimpin mengambil keputusan yang cepat dan tanggap pada situasi sehingga permasalahan yang ada dapat teratasi.
    b.      Kesadaran akan tujuan dan arah (a sense of purpose and direction)
    Yaitu Pemimpin yang memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kesadaran akan tujuan arah dan tujuan organisasi, serta yakin akan manfaat dari semua kegiatan yang dilakukan.
    Misalnya di suatu LSM yang menganut aturan untuk tidak mengambil keumtungan dari masyarakat. Namun ternyata salah seorang anggota LSM ada yang melanggar kesepakatan ini. Maka pemimpin disini akan mengingatkan kembali apa tujuan awal dari LSM dan apabila setelah di ingatkan ternyata si anggota tidak berubah, maka pemimpin berhak memberi sanksi.  
    c.       Antusiasme (enthusiasm, semangat, kegairahan kegembiraan yang besar)
          Yaitu Pemimpin yang  tahu pekerjaan apa yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai harus sehat, berarti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, memberikan sukses, menimbulkan semangat dan dapat membangkitkan antusiasme bagi pimpinan maupun bawahan.
          Misalnya Pada saat ini perusahaan sedang berusaha untuk memenangkan Tender yang di tawarkan oleh PT. X. Dan  pemimpin mengatakan kepada para karyawan – karyawannya bahwa mereka pasti bisa. Dan jika perusahaan mendapatkan Tender dari PT.X maka karyawan akan di berikan hadiah berupa liburan bersama selama 3 hari. Hal ini akan menimbulkan semagat dari para  karyawan sehingga mereka dapat menyelesaikan proyek yang di ajukan dengan semangat dan membangkitkan antusiasme dari para karyawan.
    d.      Keramahan dan Kecintaan (friendliness and affection)
    Yaitu Pemimpin yang bisa memotivasi bawahan untuk melakukan perbuatan yang menyenangkan semua pihak, sehingga dapat diarahkan untuk mencapai tujuan.
    Misalnya Pemimpin selalu bersikap ramah kepada semua karyawan sehingga karyawan merasa dekat dengan si Pimpinan. Dan dengan adanya kedekatan ini maka Pemimpin akan lebih mudah untuk mengarahkan si karyawan untuk melakukan pekerjaan – pekerjaan yang di embankan kepada si Karyawan sehingga pekerjaan dapat lebih mudah dan efisien.
    e.       Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati)
    Yaitu Pemimpin harus bersifat terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasaan dengan anak buahnya bahkan merasa senasib dan sepenanggungan dalam satu perjuangan yang sama sehingga bawahan menjadi lebih percaya dan hormat.
    Misalya Pemimpin selalu merasa sejiwa dan seperasaan dengan anak buahnya bahkan merasa senasib dan sepenanggungan. Hal ini di tunjukkan si pemimpin dengan cara tidak hanya mengkomandoi karyawan namun siap membantu karyawan saat karyawan tersebut membutuhkan bantuan. Sehingga bawahan dapat menjadi lebih percaya dan hormat kepada pimpinan.
    f.       Penguasaan Teknis (technical mastery)
    Yaitu Pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.
    Misalnya pemimpin bidang produksi.
    Pemimpin bidang produksi harus memiliki kemahiran dalam hal mengoprasikan mesin – mesin. Sebab apabila tidak maka karyawan akan menjengkalinya sehingga si pemimpin tidak memiliki wibawa di depan bawahan – bawahannya. Jadi agar hal ini tidak terjadi maka si pemimpin harus memiliki kemampuan yang lebih dari bawahannya dan mengetahui semua hal tentang yang di pimpinnya sehingga wibawanya di depan bawahannya dapat terjaga.
    g.      Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
    Yaitu pemimpin yang dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas, dan cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya, serta mampu meyakinkan para anggotanya akan kebenaran maksudnya dengan usaha agar para pengikiutnya bersedia mendukung kebijakan yang telah diambilnya.
    Contoh :  Pada Malam hari Dalam sebuah Perusahaan ada kehilangan Alat produksi Pabrik seperti Katrol, padahal satpam dan karyawan pabrik ada dalam pabrik tersebut, namun untuk mengatasi hal seperti ini, maka pimpinan mengambil keputusan, yaitu memanggil semua karyawan untuk memeriksa karyawan dengan sidik jari. Karena dari bukti yang ada tidak ditemukan ada hal – hal yang berasal dari luar. Kecurigaan pun muncul dari salah satu karyawan, sehingga karyawan yang curiga tadi melaporkan kecurigaannya tadi kepada pimpinan, akhirnya pimpinan pun mengambil keputusan seperti yang dijelaskan di atas.
    h.      Kecerdasan (Intelligence)
    Yaitu pemimpin yang memiliki kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik, mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal – hal yang krusial, dan cepat menemukan cara penyelesaiannya dalam waktu singkat.
     Contoh : Manajer pemasaran yang mengadakan Meeting dengan Manajer – Manajer lainnya serta karyawan – karyawan, di mana dalam meeting, mereka membahas peningkatan dalam penjualan produk – produk dari Perusahaan mereka. Dari permasalahan yang dihadapi Perusahaan Mereka maka Manajer Pemasaran mengambil keputusan untuk meningkatkan Mutu dan kualitas dari produk mereka dalam meningkatkan penjualan produk mereka, dan keputusan ini juga disetujui oleh Manajer – manajer lainnya dan karyawan – karyawannya.
    i.        Keterampilan Mengajar (teaching skill)
    Yaitu pemimpin yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan, mendorong (memotivasi),  dan menggerakkan anak buahnya / bawahannya untuk berbuat sesuatu.
    Contoh : seorang Manajer Personalia yang memberikan pelatihan kepada karyawan – karyawan lama dan karyawan – karyawan baru dalam mengoperasikan Mesin, sehingga para karyawan mampu mengoperasikan mesin tersebut dengan baik.
    j.        Kepercayaan (Faith)
    Yaitu pemimpin yang mampu mempengaruhi anggotanya secara positif, dan diarahkan pada sasaran – sasaran yang benar.
    Contoh Seorang Mandor dalam Perusahaan Pengolahan Kelapa Sawit ditugaskan oleh Tekhniker 1 untuk turun ke Lapangan melihat karyawan – karyawannya bekerja, di sinilah Mandor mendapat kepercayaan dari Tekniker 1 untuk mengawasi karyawan dan memberikan sasaran – sasaran / arahan yang benar pada anggota / karyawannya.

    • Contoh Sifat – sifat yang di kemukakan dalam Teori Kepemimpinan Oleh George R Terry :
    a.      Kekuatan
    Yaitu syarat pokok bagi pemimpin yang harus bekerja lama dan berat pada waktu – waktu yang lama serta tidak teratur, dan di tengah – tengah situasi – situasi yang sering tidak menentu termasuk kekuatan badaniah dan rohaniah.
    Contohnya :  Leader yang memantau para anggotanya dalam sehari – harinya seperti harus sehat jasmani dan rohani, sehingga ia mampu mengawasi para anggotanya ketika bekerja. Leader mampu menjaga kesehatannya agar para bawahan pun melihat dan termotivasi untuk menjaga kondisi mereka juga .
    b.      Stabilitas Emosi
    Yaitu pemimpin yang memiliki emosi yang stabil, artinya tidak mudah marah, tersinggung perasaan, dan tidak meledak – meledak secara emosional.
    Contohnya : Salah satu Karyawan dalam perusahaan terlambat masuk kerja, kemudian karyawan tersebut di panggil ke Kantor untuk menghadap Leader, di ruangan ia di tanya – tanya oleh Leader apa sebab yang membuat ia terlambat. Karyawan menjawab : karena macet. Leader pun memberikan peringatannya dan memberikan solusi bagaimana agar tidak terlambat lagi.
    c.       Pengetahuan tentang relasi insani
     Yaitu mengetahui kelebihan – kelebihan anggotanya / karyawannya, sehingga ada usaha pemimpin untuk memajukan dan mengembangkan semua bakat serta potensi anggota, agar bisa bersama – sama maju dan mengecap kesejahteraan.
    Contohnya :  Leader yang selalu memperhatikan para anggotanya dalam bekerja dan sering – sering komunikasi juga, sehingga dari keseharian leader membuat leader mengetahui apa kelebihan yang dimiliki oleh anggotanya, seperti ketika ada masalah yang dihadapi oleh perusahaan maka dibicarakan antara manager, leader dan karyaawan - karyawan untuk mencari solusinya seperti pada barang bagaimana solusi agar barang tidak touching. Maka para pemimpin mengambil keputusan untuk memberikan kesempatan pada anggotanya untuk memberikan solusi, maka salah satu karyawan  membentuk SGA (Small Group Activity), dan karyaawan tadipun disuruh mempresentasikan solusi – solusi yang diberikan, kemudian dari solusi yang dipresentasikan maka pimpinanpun juga akan melakukan survey. Karena apakah benar – benar bagus solusi yang diberikan. Dari hal ini solusi tidak asal – asalan karena menyangkut produki / OMH nya.
    d.      Kejujuran
    Pemimpin yang baik harus mempunyai kejujuran yang tinggi baik kepada diri sendiri maupun kepada atasan atau bawahan. Artinya Dia selaku peminpin harus dapat dipercaya dan berlaku adil terhadap semua orang.
    Contohnya : Pada akhir tahun saat akan di laporkannya laporan keuangan perusahaan seorang pemimpin perusahaan seharusnya melaporkan keadaan keuangan perusahaan sejujur jujurnya tampa ada yang di tutup-tutupi. Apakah perusahaan sedang untung atau sedang rugi atau apakah kondisi keuangan perusahaan sedang surplus atau minus semua itu harus dilaporkan dengan jujur kepada semua pihak yang membutuhkan informasi tersebut.
    e.       Obyektif
    Pertimbangan pemimpin harus obyektif, mencari bukti-bukti yang nyata dan sebab musabab dari suatu kejadian dan memberikan alasan yang rasional atas penolakannya.
    Contohnya : Pada saat akan memberikan kompensasi bagi para karyawannya seorang pemimpin harus bersikap objektif (tidak bersikap subjektif) dalam pembagian kompensasi tersebut. Ia harus memperhitungkan kinerja, loyalitas, dan faktor-fakor lain yang harus dipertimbangkan secara rasional agar nantinya keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang tepat dan bersifat objektif.
    f.       Dorongan pribadi
    Keinginan dan kesediaan untuk menjadi pemimpin harus muncul dari dalam hati agar mau ikhlas memberikan pelayanan dan pengabdian kepada
    kepentingan umum. Artinya Ia menjadi pemimpin atas keinginan sendiri bukan karena keterpaksaan.
    Contohnya : Dalam melakukan aktivitas sehari-hari di perusahaan ia akan selalu merasa iklas menjalankannya dan tidak akan merasa tertekan dan terbeban akan tugas-tugas dan pekerjaan yang di lakukan di perusahaan. Sehingga dia akan selalu semangat dan senang melakukan setiap pekerjaaan karena ada dorongan dari dalam dirinya sendiri bukan karena keterpaksaan.
    g.      Keterampilan berkomunikasi
    Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara, mudah menangkap
    maksud orang lain, mahir mengintegrasikan berbagai opini serta aliran yang berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.
    Contohnya : Pada saat sedang melakukan rapat, seorang peminpin harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua pihak di dalam rapat, dan ia juga harus mampu menangkap pemikiran, opini, dan bahkan sanggahan yang timbul di dalam rapat, sehingga nantinya semua pihak harus dapat saling mengerti.
    h.      Kemampuan mengajar
    Pemimpin diharapkan juga harus mampu menjadi guru yang baik, yang membawa orang belajar pada sasaran-sasaran tertentu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan agar bawahannya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
    Contohnya : Pada saat sedang diadakannya pelatihan untuk para karyawan, maka seorang peminpin harus mampu mengajarkan pengetahuan teknis dan keterampilan/keahlian yang ia miliki kepada para karyawannya guna untuk mengembangkan pengetahuaan, keterampilan/ kemahiran tertentu, dan menambah pengalaman para karyawannya.
    i.        Keterampilan sosial
    Dia bersikap ramah, terbuka, mau menghargai pendapat orang lain, sehingga ia bisa memupuk kerjasama yang baik.
    Contohnya : Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan semua pihak yang berkepentingan dan berpengaruh dengan jalannya perusahaan. Seperti dengan pemilik modal, pelanggan, pemasok, distributor, kreditur, dan dengan masyarakat sekitar perusahaan sendiri. Salah satu contoh yang dapat dilakukan misalnya dengan mengadakan program CSR di masyarakat.
    j.        Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial
    Seorang pemimpin harus memiliki kemahiran manajerial dan penguasaan teknis untuk membuat rencana, mengelola, menganalisis keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol, dan memperbaiki situasi yang tak menentu. Hal ini perlu dimiliki agar tercapai efektifitas kerja, keuntungan maksimal  dan kesejahteraan bagi semua pihak.
    Contohnya : Pada saat akan menyusun agenda kegiatan dan program perusahaan untuk periode tahun berikutnya, disini kecapakapan manajerial seorang peminpin sangat di perlukan untuk merancang dan menyusun rancana kegiatan perusahaan yang baik agar tujuan dan sasaran perusahaan nantinya dapat tercapai.

    read more

     
    Design by Economoy.blogspot.com | Bloggerized by M. Wahyu Arya P - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews