PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini
semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah
memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melaiui penyampaian produk dan
jasa berkualitas dengan harga bersaing. Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan
produk dan jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak. Dengan
demikian kekuatan tawar-menawar konsumen semakin besar.
Menurut Tjiptono (1997 : 24) pada
dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan yang
merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,
di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,
memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan, dan rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi
perusahaan.
Untuk menciptakan kepuasan
pelanggan maka perusahaan harus bisa membuat strategi untuk mencapai kepuasan
pelanggan tersebut. Menurut Kartajaya ( 2005:7), strategi inti sebuah
perusahaan mencakup tiga elemen dasar. Pertama adalah bagaimana cara tepat
memposisikan produk, merek dan perusahaan di benak konsumen. Kedua, bagaimana
perusahaan menopang positioning yang tepat dengan diferensiasi yang kokoh.
Kemudian yang ketiga, apabila sudah mampu memposisikan perusahaan secara tepat
dengan diferensiasi yang kokoh, maka selanjutnya adalah bagaimana perusahaan
membangun ekuitas merek secara berkelanjutan. Maka perusahaan harus
memposisikan produk , merek dan perusahaan dibenak konsumen. Menurut Ries dan
Trout ( dalam Kartajaya 2005 : 406) pelanggan dalam memperebutkan pelanggan
tidak di lakukan di pasar tapi di benak pelanggan tersebut. Positioning di gunakan untuk
mempengaruhi guna memperkuat penerimaan produk pada segmen sasarannya.
Perubahan
lingkungan sekitar adalah suatu keadaan yang sangat sulit diramalkan,
perkirakan dan di pastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas
dari berbagai macam perubahan, yang bersumber dari lingkungan Eksternal maupun
lingkungan Internal perusahaan. Perubahan yang berpengaruh negatif merupakan
gangguan bagi perusahaan, sedangkan perubahaan yang berpengaruh positif akan
menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan harus dapat
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
perusahaan, baik itu faktor Eksternal maupun faktor Internal.
Strategi
untuk menghadapi lingkungan Eksternal dapat di tetapkan dengan mengetahui apa
yang menjadi ancaman (Threats) dan apa yang menjadi peluang (oppurtunities)
bagi perusahaan. Setelah mengetahui lingkungan Eksternal yang di hadapi, maka
analisis lingkungan Internal perlu di lakukan guna mengetahui apa yang menjadi
kekuatan (Strengths) dan apa yang menjadi kelemahan (Weakness) dari perusahaan.
Dengan demikian perusahaan selalu dapat beradaptasi dengan lingkunagn sehingga
upaya untuk mencapai tujuan perusahaan senantiasa akan dapat di capai.
Dilatarbelakangi
oleh penguasaan market yang belum
bisa di pimpin oleh Yamaha, dimana sampai saat ini Honda masih mendominasi
penjualan sepeda motor di Indonesia. Perusahaan Yamaha berusaha mencari peluang
yang bisa mengantarkan Yamaha berusaha mencari peluang yang bisa mengantarkan
Yamaha untuk bisa unggul di market
sepeda motor Indonesia. Yamaha mulai membidik kebutuhan konsumen yang sangat
bervariasi, perusahaan Yamaha dituntut harus jeli melihat kondisi pasar, jangan
sampai kalah cepat dengan perusahaan pesaing. Sebab arena persaingan pasar tidak
pernah statis karena setiap pesaing memulai dengan sumber daya, kompetensi, dan
peluang yang ada.
Seiring dengan
perkembangan gaya hidup menimbulkan perubahan perilaku masyarakat dalam
mengikuti kemajuan otomaotif. Perubahan- perubahan tersebut selalu di ikuti
oleh perusahaan yang bergerak di bidang otomotif di mana perubahan tersebut
adalah peluang bagi perusahaan sebagai pangsa pasar barunya. Menjelang tahun
2000, PT. Yamaha Motor Indonesia mulai menunjukkan intensinya untuk merebut
pangsa pasar yang besar, yang diawali dengan masuknya Yamaha ke pasar automatic. Setelah produk maticnya yang
pertama Nouvo, berturut -turut kemudian Yamaha meluncurkan produk matic
lainnya. Dengan produk barunya Mio Automatic, Yamaha masuk ke kategori baru
yaitu motor matic khusus perempuan, segmen yang sebelumnya belum pernah di
garap secara khusus oleh para pemain industri ini.
Menurut data
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ( AISI), pada 2007 membukukan
penjualan sebesar 1.522.422 unit atau meningkat 4,4% di bandingkan penjualan
pada tahun 2006 yang mencapai 1.458.561 unit. Dalam penguasaan market, Yamaha tahun 2007 menguasai
39,98% pangsa pasar motor Indonesia, sementara market leader Honda dengan
penjualan 1.707.339 unit pada tahun 2007 berhasil menguasai 44,85% pangsa pasar
dan Suzuki hanya berhasil merebut 13,5% market share ( Mix Marketing Extra;
Februari 2008). Peningkatan penguasaan pasar 4,4% oleh Yamaha sangat di
pengaruhi oleh suksenya penjualan produk maticnya, Mio. Adanya kepuasan
pelanggan terhadap Yamaha Mio atas kejeliannya melihat peluang yang ada
kemudian menyusun sebuah strategi untuk melirik pangsa motor Indonesia yaitu
dengan mengeluarkan produk maticnya sehingga penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “ Analisis Kepuasan
Konsumen Terhadap Strategi Pemasaran dan
Analisis
SWOT Pada Sepeda Motor Yamaha Mio di Fakultas Ekonomi UNIMED”.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana
Pengaruh Strategi pemasaran Produk Yamaha Mio terhadap kepuasan konsumen?
2. Bagaimana
pengaruh analisis swot terhadap kepuasan konsumen ?
1.3
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran dan analisis swot
terhadap kepuasan konsumen dari penggunaan Produk Yamaha MIO pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Medan.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar atas artikel maupun content dari blog ini. Komentar ada sangat berarti bagi perkembangan dan kemajuan blog ini.
NB: Kami Berharap Anda Tidak Mengunakan Kata-Kata Kasar, SARA, Tidak Sopan, Maupun Kata-Kata Negatif Lain Dalam Berkomentar.